JAKARTA, LARAS POST - Perkembangan teknologi informasi komunikasi dan mahalnya harga kertas telah memberikan ancaman bagi kelangsungan hidup media cetak.
Upaya yang diambil media cetak untuk menjaga eksistensinya adalah menjadikan media tersebut bersifat hibrid, yaitu memiliki bentuk cetak sekaligus daring (media siber).
Pernyataan tersebut menjadi bagian dari
Promosi Doktor Budi Nugraha dalam Bidang Iimu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Rabu (7/6/2023). Disertasinya, "Pengembangan Media Hibrid Sebagai Strategi Mempertahankan Performa Media Cetak Lokal, Studi Kasus Media Hibrid Grup Jawa Pos, Radar Surabaya, Radar Solo, dan Radar Jogja" pada sidang terbuka yang dipimpin Dr. Marlinda Irwanti P.M.Si mendapatkan nilai "Sangat Memuaskan".

"Mas Budi Nugraha dengan sungguh - sungguh dan serius bisa menyelesaikan program studi Doktor ini, mengingat pekerjaan dan kesibukannya beraktifitas sebagai wartawan," ungkap Zainut.
Wamenag juga menyebutkan, disertasi yang diangkat Dr.Budi Nugraha juga sangat menarik. "Media hibrid sekarang ini memang menjadi tantangan di era digital," tegas wamenag.

Wamenag berharap apa yang ditemukan Dr.Budi Nugraha dalam penelitiannya bisa bermanfaat untuk bisnis media massa dan perkembangan media saat ini yang semakin banyak tantangannya.
"Semoga apa yang telah dilakukan Dr. Budi Nugraha dapat memotivasi teman-teman wartawan lainnya," harap wamenag.

Suami dari Dr. Ina Purwitasari ini memiliki dua orang anak yang juga sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. "Si sulung Hazrina Puteri Nabila saat ini menempuh S2 di Universitas Trier, Jerman, si bungsu masih kuliah di Undip," tutur Dr.Budi Nugraha. (Tim)