57 Mitra Deradikalisasi Dibekali Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama oleh BNPT

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 10:38 WIB
pembekalan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama oleh Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Warung Joglo Bu Rini, Salatiga, Rabu (15/3).
pembekalan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama oleh Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Warung Joglo Bu Rini, Salatiga, Rabu (15/3).

SALATIGA, LARAS POST - Sebanyak 57 mantan narapidana terorisme atau mitra deradikalisasi bersama keluarganya dari wilayah Jawa Tengah mendapat pembekalan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama oleh Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Warung Joglo Bu Rini, Salatiga, Rabu (15/3/2023).

Pembekalan ini adalah bagian dari penguatan program deradikalisasi untuk mengurangi, menghilangakan dan membalikan proses radikalisme yang telah terjadi. Dalam kegiatan ini BNPT bersama stakeholder terkait, seperti Densus 88 Polri, Kodam IV/ Diponegoro, Polda Jateng, BAIS, BIN, Formkopimda Provinsi Jawa Tengah dan Kota Salatiga.

Baca Juga: Polres Purbalingga Kembali Tetapkan Tersangka Kasus Cek Giro Kosong Senilai 17 Miliar

Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, mengajak para mitra deradikalisasi untuk kembali menjunjung tinggi nilai kebhinekaan dan nilai moderasi beragama. Moderasi beragama pertama adalah memperkuat komitmen kebangsaan.

“Apa itu komitmen kebangsaan? Berpedoman pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang 1945. Kedua adalah toleransi, jangan merasa paling benar dalam beragama, harus menghormati sesama. Ketiga, mengakomodasi kebudayaan dan kearifan lokal. Terakhir adalah anti kekerasan,” ujar Nurwakhid.

Baca Juga: Presiden Jokowi : Pembangunan Infrastruktur Jalan Bantu Pergerakan Perekonomian Daerah

Menurutnya, para penganut ideologi terorisme selama ini selalu anti dengan budaya dan kearifan lokal. Mereka menganggap budaya dan kearifan lokal itu bid’ah sehingga tidak boleh dilakukan. Penting bagi mitra deradikalisasi yang sudah kembali ke masyarakat dan bersedia mengikuti program deradikalisasi, untuk kembali menjadi orang Indonesia dengan memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia berupa budaya dan kearifan lokal Nusantara.

Demikian juga dengan Pancasila, katanya, Pancasila bukan agama dan tidak akan menggantikan agama. Pancasila juga dirumuskan dengan pertimbangan perbedaan etnis dan agama yang ada di Indonesia namun tanpa melanggar perintah Tuhan, baik di agama Islam maupun agama lain.

Baca Juga: Pererat Sinergi, Pj Bupati Apriyadi Datangi Markas Pomdam II/Sriwijaya

“Perbedaan antara manusia adalah sunatullah, keragaman adalah sunatullah, barang siapa yang tidak menghargai perbedaan, maka dialah yang berada dalam kekafiran,” imbuhnya.

Ia mengajak para mitra deradikalisasi yang pernah mengalami peristiwa yang dianggap melanggar hukum di Indonesia, agar tidak berkecil hati dan patah semangat.

“Sebagai militan harus tetap semangat berjihad pada NKRI. mitra deradikalisasi adalah bagian dari mujahid NKRI. Banyak yang bilang mitra deradikalisasi masih banyak yang ‘merah’. Tidak apa-apa. Tapi harus ditambah ‘putih’, menjadi Merah Putih,” tandas Nurwakhid.

Baca Juga: Ayo Rebut Hadiah Ratusan Juta Rupiah, KASAD Buka Turnamen Tenis Meja Piala Kasad Tahun 2023

Dialog Kebangsaan dan Moderasi beragama yang bertemakan “Budaya dan kearifan lokal” dihadiri oleh 57 orang mantan napiter beserta keluarganya dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah seperti Batang, Banyumas, Pemalang, Tegal, Boyolali, Grobogan, Karanganyar, Kendal, Klaten, Magelang, Semarang, Solo, Sukoharjo dan Wonogiri.

Halaman:

Editor: Redaksi

Tags

Terkini

Bu Tiwi Lantik 17 Pejabat Baru, Pemkab Purbalingga

Minggu, 26 Maret 2023 | 13:03 WIB
X